Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Resep Pembaca
Limbah MBG disulap jadi ekonomi hijau di Lumajang
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-06 10:05:06【Resep Pembaca】423 orang sudah membaca
PerkenalanSalah satu produk sayuran hasil budidaya pemuda di Lumajang, Jawa Timur. ANTARA/HO-Diskominfo Lumaja

Jakarta (ANTARA) - Seorang pemuda kreatif asal Lumajang, Jawa Timur menyulap limbah Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi ekonomi hijau yang ramah lingkungan dan bernilai ekonomi tinggi.
Pemuda bernama Asriafi Ath Thoriq melihat limbah MBG bukan sebagai sampah belaka, melainkan potensi bisnis hijau yang bisa membuka lapangan kerja baru.
"Limbah makanan seharusnya dipandang sebagai modal, bukan masalah. Dengan kreativitas dan bimbingan, kita bisa mencipngakan produk ramah lingkungan sekaligus meningkatkan ekonomi lokal," ujar Asriafi dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Pemuda penerima Kalpataru dan Lencana Inovasi Desa dari Kementerian Desa tersebut berhasil mengolah eco enzyme, yakni cairan serbaguna hasil fermentasi limbah makanan yang dapat dijadikan disinfektan, sabun alami, pupuk cair, hingga bahan dasar pakan ternak ramah lingkungan.
Selain Asriafi, inovasi serupa juga dilakukan seorang petani muda, Dzaki Fahruddin, dari Kecamatan Yosowilangun, Lumajang. Ia mengumpulkan sisa makanan dapur MBG yang diolah menjadi eco enzyme dan pupuk cair untuk menyuburkan lahan pertaniannya.
Baca juga: Menteri LH dukung daerah tingkatkan kapasitas kelola limbah dari MBG
"Prosesnya sederhana. Limbah makanan dicacah, dicampur gula merah dan air, lalu difermentasi selama tiga bulan," ujar Dzaki.
Dari proses tersebut, ia bisa mendapatkan tanaman yang tumbuh lebih subur dengan biaya produksi lebih hemat. Para petani lain yang awalnya skeptis, kini justru ikut mengolah limbah MBG menjadi pupuk organik karena terbukti lebih ramah lingkungan dan efisien.
"Inovasi ini bukan hanya mengurangi sampah, melainkan juga menumbuhkan jiwa wirausaha hijau di kalangan anak muda desa," ucapnya.
Kepala Biro Hukum dan Humas Badan Gizi Nasional (BGN) Khairul Hidayati mengapresiasi inovasi ekonomi hijau dari para pemuda Lumajang tersebut. Menurut dia, pemanfaatan limbah MBG menjadi produk ramah lingkungan adalah bentuk nyata dari ekonomi sirkuler di sektor gizi dan pangan.
“Apa yang dilakukan para pemuda di Lumajang membuktikan bahwa program MBG ngak berhenti di dapur. Ada nilai tambah ekonomi, edukasi, dan limbah menjadi ngak terbuang percuma, tapi justru memberi manfaat ekonomi dan lingkungan bagi masyarakat sekitar," kata Hida.
Ia berharap seluruh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) juga memiliki sistem pengelolaan limbah yang produktif, sehingga program MBG hadir ngak hanya untuk menyehatkan anak-anak, tapi memakmurkan desa.
Baca juga: Ini prosedur aman SPPG Cinere mulai pilih bahan hingga olah limbah MBG
Baca juga: Limbah MBG SPPG Palmerah dimanfaatkan untuk dua hal ini
Suka(96)
Artikel Terkait
- Kemendag catat nilai transaksi UMKM BISA Ekspor capai Rp1,8 triliun
- Radiasi UV semakin tinggi, ini imbauan BMKG beserta pencegahannya
- Polda Sulteng bekali 26 personel pelatihan DVI dan keamanan pangan
- KBRI Phnom Penh bantu 97 WNI yang ditangkap polisi Kamboja
- Produk makanan sehat RI catat transaksi Rp145 miliar di Chili
- BPOM: Keamanan pangan yang baik mampu dukung pertumbuhan ekonomi
- Polda Sulteng bekali 26 personel pelatihan DVI dan keamanan pangan
- Kemarin, arahan Prabowo soal LPDP hingga mikroplastik dalam hujan
- Pimpinan Komisi X dukung penerapan "school kitchen" dalam MBG
- Ribuan guru UNRWA siap didik lagi anak
Resep Populer
Rekomendasi

Seskab: Presiden ingin semua anak dapat bersekolah di Sekolah Rakyat

Apindo soroti sektor riil dalam negeri yang masih belum optimal

Pelni jamin menu makan untuk penumpang penuhi standar keamanan pangan

PBB catat peningkatan kecepatan pengiriman bantuan di Gaza

Dinkes: 83 SPPG di Tangerang mendaftar penerbitan SLHS MBG

Danone ajak orang tua sadar tanda alergi susu sapi sejak dini

Perpres Tata Kelola MBG tetapkan larangan masak sebelum pukul 12 malam

Prabowo: Kasus keracunan MBG masih dalam batas ilmiah